Selasa, 23 September 2014

Depresi dan Bunuh Diri

Klikdokter.com - Sekarang ini kasus depresi meningkat tajam oleh karena himpitan beban ekonomi, masalah sosial dan banyak lagi.
Seringkali kasus depresi tersebut dapat berujung tragis dengan bunuh diri. Ketahui tanda-tandanya berikut ini, terutama pada orang-orang tersayang Anda: 
  1. Putus Asa
Mereka yang terlihat putus asa dan pesimis dalam menjalani masa depan bisa jadi merupakan suatu tanda dari perilaku depresi dan beresiko untuk bunuh diri. Perasaan putus asa tersebut bila dibiarkan dapat berlanjut menjadi keinginan untuk bunuh diri.
  1. Rasa percaya diri yang rendah
Perasaan kurang percaya diri pastinya pernah dialami oleh para remaja dan orang dewasa. Namun ucapan seperti: "sepertinya tidak ada orang yang akan merindukan saya jika saya meninggal" atau "tidak ada lagi yang peduli dengan saya", mengindikasikan kecendrungan kuat untuk resiko bunuh diri. Jika ada orang-orang terdekat Anda yang mengalami hal ini, berikanlah dukungan atau cari bantuan medis profesional.
  1. Menyakiti diri sendiri
Sering menyakiti diri sendiri, termasuk melukai diri atau membenturkan diri merupakan salah satu indikasi orang melakukan bunuh diri. Namun bukan berarti setiap individu yang menyakiti dirinya sendiri pasti akan bunuh diri. Tapi alangkah baiknya jika orang yang memiliki kecenderungan seperti itu diberikan dukungan. 
  1. Perasaan hampa atau kehilangan
Perasaan hampa atau kehilangan dapat berasal dari berbagai faktor yang berbeda. Bisa karena perasaan ditinggalkan orang terkasih, kehilangan keluarga atau teman terdekat untuk selamanya atau merasa terisolasi. 
  1. Perubahan kepribadian atau perilaku
Perubahan perilaku seperti: hilangnya minat tertentu pada hal yang tadinya rutin dilakukan atau disukai, hilangnya motivasi atau perasaan acuh tak acuh pada suatu hal juga dapat mengindikasikan kecenderungan untuk bunuh diri.

(NO/DA)
Ditulis oleh:
dr. Nadia Octavia
Anggota Redaksi Medis
Klikdokter.com 

Meski salah satu ataupun kelima tanda diatas sudah dan masih ku alami, namun aku masih hidup sampai sekarang. Karena mati tak semudah mengucapkannya.. Atau mungkin karena aku tak seberani yang ku fikirkan.

Tapi apapun itu, adakalanya, aku betul-betul bersyukur dengan semua perasaan itu. Setidaknya, aku pernah mencoba mengarungi titik terendah perbatasan hidup dan mati. Aku pernah mencoba menghinakan diriku sendiri. Dan benar-benar mengerti, bagaimana rasanya tak berarti.

Meski merasa masih tak menghargai kehidupan yang ku miliki, aku mengerti satu hal. Jauh dalam hatiku, aku masih merasa takut pada Tuhan. Yang selalu saja pada akhirnya membuatku gagal mengakhiri hidupku. Meski tak pernah meminta kehidupan, namun aku juga masih tidak tau bagaimana menjelaskan pilihanku pada NYA.

Jadi setiap kali keinginan itu kembali, aku hanya perlu mencari cara bagaimana menjawab pertanyaan Tuhan.

Mungkin itulah yang membuat mereka benar-benar mati pada akhirnya. Sayang mereka tak memberitahukan apa jawabannya. Karena jika aku tau.. Aku yakin, saat ini aku sudah tak bernyawa lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar