Sabtu, 29 Maret 2014

Menulis Lagi

Setahun berlalu dan ternyata aku terlalu pengecut untuk mengakhiri hidupku. Setahun berlalu dan hati ku masih merasa perih. Entah sudah seperti apa bentuk hati yang dulu ku buang ke bebatuan.

Berkata tak peduli seperti hanya hiasan lidah yang tak berarti, karena nyatanya aku peduli. Sesakit apapun, seperih apapun, aku dengan bodohnya masih bertahan menelannya. Setiap malam kuhabiskan untuk menyulam rencana-rencana yang ku tau tak akan terlaksana. Membangun menara tinggi di hayalan yang tak tergapai asa. Mimpi ku sudah mati, hancur bahkan tanpa sisa. Namun memeluknya erat seakan menyisakan harapan, suatu hari nanti ia akan bangun dan kembali menemaniku.

Dulu dengan mudahnya aku berkata, tak akan rapuh entah untuk yang keberapa. Aku harus kuat, aku harus tegar. Karena tak ada siapapun yang bisa menyakitiku selain diriku sendiri. Bertahan hidup dengan ciptakan fatamorgana yang selalu bisa bantu ku sembunyikan apapun yang kurasa.

Hanya aku yang boleh tau siapa aku sebenarnya. Hanya aku yang boleh tau seperti apa aku sesungguhnya.

Hingga hari itu. Menyiksa diri saat sesak yang ada benar-benar tak tertahan lagi. Membenturkan kepalaku ke lantai berharap itu bisa membantuku melupakan semua yang terjadi. Menampar pipiku berharap bisa mengeluarkan semua suara-suara yang menghakimi. Tapi lagi-lagi gagal. Yang kudapat hanya hampa, kenyataan bahwa aku masih dihakimi. Lelah melarikan diri, lelah mencari solusi, dan akhirnya memutuskan menjadi robot lagi.

Mengikuti semua yang mereka inginkan tanpa bantahan.Tersenyum kembali saat pagi datang.
Menutupi semua sesak ke sudut hati terdalam.

Harusnya aku tak usah berpikir, tak usah merasa dan itu mungkin akan bantu ku tetap waras di depan mereka.

Mungkin sudah saatnya berhenti melawan, berhenti berangan-angan. Aku toh sudah begini sejak lama. Tak akan ada yang berubah. Dan merencanakan perubahan hanya akan membuat mereka semakin menghakimiku

Hari ini, aku menulis lagi. Mencoba kembalikan wajah-wajah yang dulu kukenakan.
Kuat, tegar meski bukan karang
Hari ini, aku menulis lagi. Mencoba jalani hari seperti dulu
Bisu, kaku meski tak ingin membatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar