Selasa, 22 Januari 2013

Preman dan Premanisme

Sengaja tulis judul lebih dulu supaya tidak lupa dengan apa yang aku ingat saat terbangun pagi ini. Cukup aneh memang, tapi ya, itu yang ku ingat saat pagi ku berjalan seperti biasa, terbangun, solat subuh, dan segala rutinitas pagi lainnya. Tiba tiba aku teringat pertanyaan yang diajukan kepadaku saat dulu ikut audisi sebuah lembaga seni. "Bagaimana pendapatmu tentang berteman dengan seorang preman?".

Saat itu, aku tersenyum mendapatkan pertanyaan ini, senang, karena ini mudah. Aku tidak keberatan berteman dengan seorang "preman", karena dari pengalamanku, seorang "preman" jauh lebih bisa menghargai ku, dibandingkan teman-teman sekolah ku. Ironis!

Preman yang kumaksud bukanlah preman yang brutal dengan paham premanisme nya, itu berbeda. Preman ku disini adalah orang-orang yang sering dianggap tidak berguna oleh masyarakat sekitarnya. Dianggap pengganggu, perusak pemandangan, dan dunia seolah lebih baik tanpa mereka. Ditempat ku, mereka yang dianggap preman adalah orang-orang seperti pengamen, tukang parkir non resmi, tukang ojek tembak, calo karcis, sopir angkot urakan dan pekerja-pekerja semacam itu. Memang, tidak kupungkiri, mereka terkadang menampilkan diri mereka dengan brutal, suka menggoda perempuan, berkata-kata tidak sopan dan sedikit memaksa jika menawarkan bantuan..Tapi mereka tidak jahat..Tidak semuanya jahat. Jika kita mengenali mereka, jika kita menawarkan kebaikan pada mereka, mereka bisa jadi lebih baik, lebih ramah dari kebanyakan orang yang mengaku berpendidikan. Bahkan di tempat ku, "preman-preman" itu dipimpin seorang intel. Berguna, saat kau ingin tau dimana premanisme sedang berlangsung!^_^

Oke, setidaknya ini sudah menggambarkan apa yang tadi ingin ku ceritakan. Aku lanjutkan nanti, saat jam kerja ku sudah berakhir.

1 komentar: